Sejak
kemunculan komputer, segala pekerjaan manusia menjadi sangat instan.
Banyak pekerjaan manusia dilakukan oleh perangkat lunak yang ada didalam
komputer. Keberadaan komputer ini memang tidak bisa dipungkiri lagi dan
bahakan tidak mungkin untuk dihentikan saat ini. Disisi lain komputer
menjadi sebuah bisnis baru bagi para pebisnis, seperti bisnis penjualan
komputer. Tahun berjalan terus, hingga perangkat lunak pun sekarang
telah dibisniskan. Angka penjualan perangkat lunak semakin tahun terus
bertambah, para pengembang perangkat lunak semakin banyak. Pengembangan
perangkat lunak semakin menyebar lagi sejak kemunculan gadget baru
seperti laptop, handphone, smartphone, tablet, phablet, smartwatch, dll.
Laptop saat ini sudah menjadi sebuah barang wajib bagi mahasiswa, beberapa hal seperti tugas, browsing,
permainan, semua dilakukan di laptop. Fakta, sebagian besar dan hampir
semua mahasiswa menggunakan perangkat lunak baik aplikasi khusus ataupun
permainan adalah perangkat lunak yang berbayar. Pengembang perangkat
lunak berbayar menjual lisensi/key perangkat lunak ciptaannya
untuk mendapatkan keuntungan. Pada umumnya cara yang dilakukan oleh
pengembang perangkat lunak untuk menarik hati para penggunanya agar mau
membeli lisensi/key perangkat lunak buatannya adalah dengan
memberikan perangkat lunak tersebut secara gratis kepada penggunanya
untuk beberapa saat agar pengguna bisa merasakan kelebihan perangkat
lunak tersebut, setelah melewati batas waktu tertentu perangkat tersebut
tidak bisa lagi digunakan/ dibatasi penggunaannya kecuali dengan
membeli lisensi.
Ada
banyak orang yang berani membayar lisensi ini untuk mendapatkan
perangkat lunak yang diinginkannya. Disisi lain ada juga orang yang
mencoba-coba merusak/mengelabui sistem keamanan perangkat lunak berbayar
tersebut agar bisa digunakan secara maksimal tanpa harus membeli
lisensinya. Orang-orang yang merusak perangkat lunak seperti ini biasa
disebut sebagai seorang cracker.
Era informasi yang sangat berkembang ditambah dengan munculnya berbagai media sosial dan forum-forum menjadikan cracker ini semakin berkembang. Mereka ternyata tidak hanya menggunakan perangkat lunak yang sudah mereka crack untuk mereka sendiri saja, namun juga membagikannya kepada publik. Tindakan ini tentunya memacu orang lain untuk ikut menggunakan perangkat lunak yang sudah di-crack atau sering disebut dengan perangkat lunak bajakan.
Penggunaan
perangkat lunak bajakan sangat populer di Indonesia, bahkan lebih dari
50% pengguna komputer/laptop di Indonesia menggunakan perangkat lunak
bajakan termasuk sistem operasinya.
Kaum
mahasiswa juga ikut menggunakan perangkat lunak bajakan. Bagian
terburuknya ada dari mahasiswa yang menjual perangkat lunak bajakan ini
dengan harga murah untuk keuntungan diri sendiri.
Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan perangkat lunak opensource. Perangkat lunak opensource bersifat legal dan gratis. Pengembang perangkat lunak opensource
memberikan kode sumber perangkat lunaknya kepada publik dan dapat
dimodifikasi sebebasnya. Selain gratis, kode sumber yang terbuka inilah
yang membedakan opensource dari perangkat lunak lain yang
berbayar. Kode sumber ini bisa dimanfaatkan oleh orang tertentu sebagai
sumber belajar, juga dapat dimanfaatkan oleh pengembang lain untuk
mengubah(menambahi atau mengurangi) fungsi perangkat lunak sesuai
kebutuhannya. Kode sumber yang bisa dimodifikasi bebas membuka peluang
kepada para pengembang lain untuk saling bekerja sama menuangkan ide
kreatifnya dalam menyempurnakan perangkat lunak tersebut. Sisi positif
yang terjadi adalah terbentuknya suatu komunitas opensource yang bersama-sama mengembangkan perangkat lunak opensource.
Di komunitas ini berkumpul orang-orang dari berbagai belahan dunia yang
membahas tentang fitur-fitur, keamanan, tutorial, juga tanya-jawab
tentang perangkat lunak opensource. Ketika sebuah kesalahan(bug)
ditemukan, sesama pengguna akan saling memberitahu ke komunitas tentang
bug tersebut, perbaikan bug ini tidak harus menunggu dilakukan oleh vendor
perangkat lunak tersebut namun bisa dilakukan oleh siapa saja yang bisa
memperbaiki karena kode sumber perangkat lunak ini terbuka dan bebas
dimodifikasi juga ditambah lagi pengembang perangkat lunak opensource yang sangat banyak dan tidak terbatas. Hal inilah yang menjadikan perangkat lunak opensource cukup aman dalam hal keamanan perangkat lunak hingga saat ini.
Selain perangkat lunaknya, ada juga sistem operasi opensource.
Sistem operasi ini diyakini sebagai sistem operasi yang cukup stabil
jika dibandingkan dengan yang lain. Kestabilan sistem operasi ini
menjadikan sistem operasi opensource dimanfaatkan sebagai server-server web. Selain server, ada sistem operasi desktop opensource. Sistem operasi opensource yang berbasis desktop sangatlah banyak hingga ratusan macam. Kelebihan dari sistem operasi opensource
ini, pengguna memiliki banyak pilihan macam sistem operasi yang
semuanya gratis. Pilihan sistem operasi ini berdasarkan kebutuhan
pengguna, ada sistem operasi yang mengkhususkan sebagai server, ada
khusus untuk permainan(Steam OS), ada khusus untuk jaringan(Kali Linux), ada khusus untuk pelajaran dan ilmu pengetahuan(EduUbuntu), ada khusus untuk studio dan multimedia(Dream Studio),
dan masih banyak lagi pilihan. Disamping fungsi-fungsi khususnya sistem
operasi tersebut tetap dapat digunakan untuk tugas-tugas umum seperti
perkantoran, menjelajah internet, membuka berkas, membaca berkas, dll.
Sistem operasi opensource ini juga dapat dijalankan pada
spesifikasi perangkat keras yang ada, mulai dari perangkat yang memiliki
spesifikasi minimum sampai dengan yang berspesifikasi tinggi bisa
menjalankan sistem operasi opensource.
Ada mitos yang mengatakan bahwa orang-orang yang sering bekerja dengan sistem operasi opensource cenderung lebih pintar. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan sistem operasi opensource sangat erat dengan terminalnya.
Di
instansi pemerintahan, penggunaan perangkat lunak khususnya perangkat
lunak perkantoran masih menggunakan yang berbayar. Pemerintah tentunya
tidak menggunakan perangkat lunak bajakan sehingga dibutuhkan dana untuk
membeli lisensi perangkat lunak ini. Dana yang dikeluarkan untuk
pembelian ini cukup besar. Apabila penggunaan perangkat lunak opensource
diterapkan di instansi pemerintahan maka secara langsung akan membuat
penghematan besar-besaran. Walaupun, kenyataannya hal ini sangatlah
sulit untuk diterapkan. Alasan-alasan dari para pegawai juga masyarakat
umum yang mengatakan perangkat lunak opensource minim fitur dan tidak user-friendly menjadi alasan utama.
Saat ini, sifat yang tidak user-friendly bukanlah lagi alasan yang tepat untuk mengindari perangkat lunak opensource, orang-orang yang berpikir bahwa opensource itu terlalu rumit hanyalah alasan untuk bermalas-malasan. Perangkat lunak opensource saat ini sudah tampil cantik, smooth,
dan mudah digunakan, fitur-fitur yang ada juga tidak kalah lengkap
dengan perangkat lunak yang berbayar dan ada sangat banyak komunitas opensource di dunia maya yang siap berbagi pengetahuan tentang opensource.
Akhir kata, penulis menyarankan pembaca sekalian untuk mulai menggunakan perangkat lunak opensource. Penggunaan opensource tidak akan pernah merugikan, pembaca sekalian akan mengetahui kelebihan opensource ketika sudah memakainya. Selain itu, penggunaan opensource
sudah menjadi salah satu langkah kita untuk menghindari membajak
perangkat lunak berbayar. Pembaca sekalian mungkin sudah tahu atau
mungkin juga tidak tahu bahwa membuat sebuah perangkat lunak tidaklah
mudah dan membutuhkan biaya dalam pengembangannya. Kita bisa
membayangkan ketika seseorang pencipta sebuah perangkat berbayar
mengetahui bahwa perangkat lunaknya di-crack oleh banyak orang,
banyangkan hal tersebut terjadi pada diri kita. Kita sebagai mahasiswa
harusnya menghargai hasil karya orang lain, ketika tidak bisa membeli
lisensi perangkat lunak, selalu ada solusi selain harus melakukan crack,
yaitu perangkat lunak opensource. Penggunaan perangkat lunak opensource
juga jangan hanya sebatas alternatif namun harus bisa dijadikan sesuatu
yang bernilai lebih. Menjadikannya bernilai lebih itulah yang menjadi
salah satu tugas kita. Kita bisa belajar dari mereka yang telah
berkiprah di dunia opensource dimana mereka memanfaatkan opensource
tidak sebagai barang alternatif namun sudah sampai ke arah bisnis.
Contoh paling populer saat ini adalah redhat dan android, keduanya
produk opensource yang telah terlihat hasilnya, dimana bisnis mereka
menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit dan begitu produk opensource tetaplah sebuah produk yang kode sumbernya terbuka bagi semua orang. Sebagai mahasiswa penggunaan produk opensource dalam pengerjaan tugas, alasan opensource itu ribet bukan lagi alasan yang tepat. Ada sangat banyak produk-produk opensource yang penggunaanya mirip dengan perangkat lunak berbayar dan memang setiap produk opensource yang merupakan alternatif perangkat lunak berbayar biasanya diusahakan semirip mungkin agar mudah digunakan. Penggunaan produk opensource
juga akan memudahkan mahasiswa ketika bertemu dengan urusan lisensi
yang biasanya harganya tidak murah. Hentikan pembajakan perangkat lunak
di negeri ini, semua itu dimulai dari kita para mahasiswa. Akan lebih
hebat lagi ketika mahasiswa out of the box dari pengertian
opensource sebagai alternatif dan membuat sebuah inovasi baru baik
dibidang bisnis atau lainnya melalui pemanfaatan produk-produk opensource.
Sumber Linux.or.id
Sumber Linux.or.id